Konflik Israel-Hamas. Yah, itu yg akhir2 ini lagi gencar diberitain di media-media. Padahal, udah dari puluhan taun yang lalu tapi masalahnya ga selese2. rakyat Palestina diusir2in sama Zionis Israel dari tanah nenek moyangnya . Lo bayangin aja gini :
Sebuah keluarga menghuni rumah yang diwarisin moyangnya turun-temurun. Tapi tiba2 ada keluarga lain yang gatau-darimana-asalnya ngusir keluarga si pemilik rumah. Alesannya sih, rumah itu emang udah dijanjiin Tuhannya. Ngusirnya ga skedar ngusir, tapi pake kekerasan segala. Padahal jelas-jelas si keluarga si pemilik rumah yang berhak tinggal di rumah itu. Si keluarga si pemilik rumah lapor polisi, tapi polisi malah ngebantu ngusirin keluarga si pemilik rumah dari rumah itu, padahal si keluarga yang ngusir jelas-jelas ngelanggar hukum. Si keluarga si pemilik rumah tetep nggak mau ninggalin rumahnya karena rumahnya warisan moyangnya turun-temurun. akhirnya, keluarga yg ngusir bunuh2in anggota keluarga pemilik rumah supaya pada pergi . .
Ya, kaya gitulah kira-kira yang terjadi disana. Kadang gw ga peduli karna gw udah bosen denger crita yg kaya gituh. Tapi kmaren sore (15/01/08) gue baca sbuah artikel di harian Republika yg isinya bikin dada gue nyesek. PLIS, KALO LO NGAKU PUNYA HATI, BACA ARTIKELNYA. artikelnya kaya gini : (tanpa perubahan sdikitpun)
"Oh, Tuhan! Saya tidak pernah melihat pemandangan mengerikan seperti ini,'' kata Abu Aukal, sambil menangis tersedu. Abu Aukal adalah seorang dokter. Bertugas di bagian gawat darurat, dia telah terbiasa menangani korban terluka maupun tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza, dalam berbagai kondisi. Tapi, tidak untuk yang satu ini. Dia hampir tak memercayai apa yang dilihatnya. Beberapa hari lalu, di kamp pengungsi Jabaliya, yang terletak di bagian utara Gaza City, tak jauh dari pintu perbatasan Erez, seorang bocah perempuan, Shahd (4 tahun), sedang bermain di halaman belakang rumahnya. Tiba-tiba, tentara Zionis Israel menyerang dan menembak membabi-buta. Bocah gemuk yang lucu itu bersimbah darah. Melihat anaknya tergeletak di lantai dengan kondisi mengenaskan, kedua orang tuanya buru-buru mengulurkan tangan hendak meraihnya. Tapi, serdadu Israel mengusirnya dengan hujan peluru. Kedua orang tua itu pun meninggalkan tempat itu, sementara anaknya masih tertidur di sana: entah sedang sekarat, entah sudah tewas. Rupanya tentara Israel yang selalu membawa anjing pelacak saat melakukan serangan darat ke Jalur Gaza, memang punya maksud tertentu dengan tindakannya itu. Jenazah Shahd sengaja dibiarkan tergeletak di halaman terbuka itu untuk (maaf) dijadikan santapan anjing. ''Anjing-anjing itu meninggalkan satu bagian utuh tubuh bayi malang itu,'' kata Abu Aukal, dengan air mata berderai, saat menuturkan cerita tragis itu, seperti dikutip islamonline, kemarin. ''Kami melihat pemandangan memilukan selama 18 hari terakhir (agresi Israel). Kami mengangkat mayat anak-anak yang tercabik atau terbakar. Tapi, tak ada yang seperti ini,'' kata Abu Aukal. Berhari-hari saudara Shahd, Matar, dan sepupunya, Muhammad, mencoba meraih tubuh gadis itu, tapi sia-sia. Lagi-lagi, tentara pendudukan Israel menggunakan bahasa tembakan untuk mengusir kedua bocah itu. Tapi, melihat tubuh Shahd yang terus dicabik anjing dari hari ke hari, Matar dan Muhammad tak tahan. Pada hari kelima, keduanya nekat mendekati tubuh Shahd yang masih tersisa untuk membawanya pulang. Belum lagi keduanya meraih tubuh Shahd, tentara Israel menghujani dengan tembakan. Keduanya tewas. Omran Zayda, tetangga Shahd, menilai tentara Israel sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. ''Mereka (tentara Israel--Red) menghalau dan mencegah keluarga yang ingin mengambil mayat (Shahd), karena mengetahui anjing-anjing mereka akan memakannya,'' katanya. Apa yang terjadi pada Shahd, kata Zayda, tak bisa digambarkan dengan kata-kata, tidak pula rekayasa kamera. ''Anda tidak akan pernah membayangkan apa yang telah dilakukan anjing-anjing itu kepada tubuh anak tak berdosa itu,'' kata pria ini sambil menahan air matanya. Zayda menambahkan, ''Mereka bukan hanya membunuh anak-anak kami. Mereka juga melakukan tindakan yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan.'' Sejumlah orang Palestina meyakini apa yang terjadi pada Shahd bukanlah satu-satunya kasus mengerikan yang dilakukan tentara Israel kepada warga Palestina di Gaza. Sebelumnya, menimpa keluarga Abu Rabu yang sedang mencoba menguburkan tiga anggota keluarganya yang tewas, ketika tentara Israel secara tiba-tiba mencegah acara penguburan itu dengan berondongan peluru. Saat keluarga yang sedang berduka itu menjauh, tentara israel melepaskan anjing-anjing pelacaknya ke arah tubuh-tubuh itu . Peristiwa ini juga terjadi di Jabaliya. ''Apa yang terjadi ini sangat mengerikan dan tak terbayangkan,'' kata Saad Abu Rabu, salah satu anggota keluarga itu. ''Anak-anak kami tewas di depan mata kami, tapi kami bahkan dicegah untuk menguburkan mereka. Orang-orang Israel melepaskan anjing-anjing ke arah tubuh-tubuh mereka, seakan yang mereka lakukan belum cukup,'' katanya sambil menangis. Masih di Jabaliya, harian terkemuka Israel, Haaretz, melaporkan seorang dokter Palestina, dr Issa Salah (28), dibunuh tentara Israel, Senin (12/1), ketika sedang menolong korban serangan Israel. Menurut Mizan--sebuah organisasi kemanusiaan di Gaza--saat itu Issa dan timnya memasuki gedung yang diserang misil Israel. Issa dan timnya masuk ke gedung itu sambil meminta yang selamat untuk meninggalkan gedung, sementara tim medis itu mencari mereka yang menjadi korban. Tapi, beberapa menit kemudian, sebuah helikopter kembali menembakkan misilnya ke gedung itu. Issa pun tewas. Serangan itu juga menewaskan sejumlah wanita dan anak-anak. Tewasnya dr Issa membuat jumlah petugas medis yang dibunuh selama agresi Israel di Jalur Gaza menjadi tujuh orang. Selain itu, tiga rumah sakit dan empat klinik kesehatan juga dihancurkan oleh mesin-mesin perang Zionis. Peristiwa kelam yang terjadi di Gaza memang memilukan. Tak ada lagi sejengkal pun tempat yang aman untuk berlindung dari kebuasan mesin-mesin perang Israel. Bahkan, Israel pun seolah tak lagi mempunyai hati untuk sekadar memberi perlakuan yang baik kepada orang-orang yang telah dibunuhnya. Apa yang terjadi di Gaza, menurut pejabat senior United Nation Relief and Work Agency, John Ging, merupakan ''tes bagi kemanusiaan kita.''"
Sebegitu jahatnyalah mereka. Gue ga bisa bayangin, isi pikiran tentara Israel yang ngelepasin anjing pelacak n pikiran si anjing. Akademi militer israel "hebat" banget bisa ngebentuk mental kaya gitu ke lulusan2nya.
Lagian, ngapain juga si tentara ngebawa anjing pelacak waktu perang ? Buat ngedeteksi ranjau? Kaya'nya ngga deh, gue blom pernah denger ada anjing dipake buat begituan. Buat nyari orang palestina yang tertimbun reruntuhan? Ga mungkin. Trus apa? buat makanin tubuh orang2 ga bersalah ???!!!?? Smoga tentara israel yang bgitu dikasih ganjaran yang setimpal. Amiin
Padahal, kita tau kalo militer israel canggih2. Berarti mereka kaya raya, Anggaran dana dari APBN israel buat militer gede. Tapi masa mereka ga mampu buat biaya pemeliharaan anjing pelacak? Buat makanannya aja pake mayat orang2 yang sengaja dibunuh. Kenapa ga beli makanan anjing aja? Di supermarket kan banyak. Berati, emang anjing pelacak dimanfaatin buat itu . .
Dan gue juga jadi semakin yakin kalo mereka bukan manusia. Karna manusia punya rasa punya hati. Tapi pihak-pihak yang berwenang ngejaga pedamaian dunia cuma diem aja.
Lagian, ngapain juga si tentara ngebawa anjing pelacak waktu perang ? Buat ngedeteksi ranjau? Kaya'nya ngga deh, gue blom pernah denger ada anjing dipake buat begituan. Buat nyari orang palestina yang tertimbun reruntuhan? Ga mungkin. Trus apa? buat makanin tubuh orang2 ga bersalah ???!!!?? Smoga tentara israel yang bgitu dikasih ganjaran yang setimpal. Amiin
Padahal, kita tau kalo militer israel canggih2. Berarti mereka kaya raya, Anggaran dana dari APBN israel buat militer gede. Tapi masa mereka ga mampu buat biaya pemeliharaan anjing pelacak? Buat makanannya aja pake mayat orang2 yang sengaja dibunuh. Kenapa ga beli makanan anjing aja? Di supermarket kan banyak. Berati, emang anjing pelacak dimanfaatin buat itu . .
Dan gue juga jadi semakin yakin kalo mereka bukan manusia. Karna manusia punya rasa punya hati. Tapi pihak-pihak yang berwenang ngejaga pedamaian dunia cuma diem aja.
Mereka nggak tau Allah yang maha perkasa penguasa Alam Semesta. Sesungguhnya kekuasaan para Zionis ga ada apa-apanya dibanding kekuatan kekuasaan dan Daya Upaya Allah
Dan pasti suatu saat nanti, Zionisme bakalan dikalahin lewat sbuah peperangan besar . .