domingo, 3 de marzo de 2019

Geret-geret Koper Seharian di LA

September 2018 saya mengunjungi Meksiko dalam rangka pulang ke Indonesia dari Eropa (gak usah ditanya kenapa dari Eropa ke Indonesia lewat Meksiko >.<). Namun, tiket ke Indonesia jika dari Meksiko (dan negara Amerika Latin pada umumnya) biasanya mahal-mahal. Jadi, saya akali dengan pulang lewat pantai barat Amerika Serikat. Jadilah tiket pulang saya rutenya San Francisco-Jakarta dengan transit di Hong Kong dan Singapura.

map
Rute saya dari Meksiko ke San Francisco, garis merah jalur udara, dan garis biru jalur darat (bus)

Dalam perjalanan ke San Francisco, saya mampir sehari di kota Los Angeles, berhubung LA merupakan kota terbesar kedua di AS setelah New York yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Jadi Sabtu pagi saya naik bus dari Tijuana, tiba di LA Sabtu siang dan berangkat lagi dari LA ke San Francisco Sabtu malamnya jam 10, jadi saya ada waktu untuk explore LA.

Saya tiba di terminal bus khusus bus Greyhound (nama perusahaan busnya) dan tidak jauh dari pusat kota LA


Darisana ke pusat kota, saya naik bus bertarif (saya lupa berapa) yang saya ingat sopir busnya tidak bisa memberikan kembalian kalau kita bayar menggunakan uang cash. Untungnya saya bawa uang kecil (walaupun tidak pas). Setibanya di pusat kota saya langsung makan siang di The Halal Guys di 7th street.

The Halal Guys menjadi tempat makan favorit saya ketika melancong di Amerika Serikat. Selain karena halal dan tidak mahal, makanannya juga enak dan mengenyangkan walaupun kurang variatif. Sehingga Halal guys menjadi comfort food saya di AS (kalau bingung makan apa, halal guys aja biar aman & bebas kecewa). Menu favorit saya disana combo platters yang isinya nasi ditimpa sayur mayur, ayam, daging sapi, saus putih (yang legendaris dan khas the halal guys), sama satu lagi roti gepeng entah apa namanya.


Setelah kenyang makan siang, saya menuju stasiun metro terdekat untuk mulai mengeksplorasi Los Angeles. Saya beli kartu transport yang bisa dipakai sepuasnya selama 1 hari seharga 7 dolar AS. Harga segitu sebenarnya cukup murah untuk standar Ameria Serikat. Sebelum datang ke LA, image LA yang melekat di pikiran saya adalah transportasi publiknya sulit dan tidak bisa diandalkan karena hampir semua manusianya menggunakan mobil pribadi untuk bepergian. Namun ternyata saya salah, paling tidak jika tidak terlalu jauh dari pusat kota dan masih di kota Los Angelesnya (bukan di kota pinggirannya), transportasi publik massal sangat mudah, frekuensinya sering, dan cukup bisa diandalkan (bus, metro, dll).

Destinasi pertama saya yaitu Hollywood Boulevard yang bisa dibilang salah satu pusat entertainmentnya AS. Saya kesana dari pusat kota dengan naik metro line merah turun di stasiun Hollywood/Vine. Oiya, saya bepergian kesana dengan membawa koper dan karena saya tidak menginap di LA, tidak bisa saya taruh di tempat penginapan. Sebenarnya saya lebih suka ransel dibandingkan koper, namun berhubung perjalanan saya merupakan perjalanan pulang ke tanah air dari kuliah selama 2 tahun, jadi bawaan saya banyak walaupun koper saya tidak terlalu besar (koper saya yang besar sudah sampai tanah air duluan). Malangnya, di AS tidak bisa ditemukan tempat penginapan koper atau tas di tempat umum seperti stasiun atau terminal sehingga saya terpaxa membawa koper selama di Los Angeles. Sebnarnya ada jasa penitipan (semacam airbnb untuk koper) namun ribet dan mahal.

Hollywood Boulevard
Hollywood boulevard ini terkenal dengan walk of fame nya, yang ribuan keramik bergambar bintang bertuliskan nama2 orang (real maupun fiksi) yang punya sumbangsih besar di dunia entertainment, termasuk Donald Trump. Disana saya sempat ke LINE store (yang antrian masuknya aja panjang bgt) dan beli sedikit oleh2 buat orang-orang rumah. Toko souvenir pun banyak berjajar di sepanjang boulevard. Setelah puas menyusuri Hollywood boulevard dibawah panasnya terik matahari California, saya melanjutkan perjalanan.

Destinasi berikutnya yaitu masjid berhubung sudah mau masuk waktu Ashar tapi Zuhurpun saya belum sholat. Masjid yang saya tuju waktu itu yakni Islamic Center of Southern California, dekat stasiun Wilshire/Vermont. Yang saya suka dari Masjid-masjid di Amerika Serikat yaitu bangunan-bangunannya layak disebut masjid, tidak seperti ehm benua sebrangnya (yes, I'm referring to you, Europe) yang kebanyakan masjid tidak terlihat seperti masjid kalau dari luar. Oiya di AS ini tiap masjid (at least masjid yang saya kunjungi) ada penjaganya dari kepolisian satu orang. Karena saya bawa koper dan wajah saya tidak terlihat seperti typical Muslim di AS, saya sempat disuruh buka isi koper hahaha tapi polisinya baik kok, dan justru memberikan rasa aman

Islamic Center of So-Cal
Setelah sholat, rencana saya ke Santa Monica dengan naik kereta bawah tanah ke pusat kota, kemudian ganti line. Tapi ternyata di dekat stasiun Wilshire/Vermont saya melihat ada bus yang langsung menuju Santa Monica. Wah tanpa pikir panjang langsung saya naik ke bus tersebut yang kemudian langusng jalan menuju Santa Monica. Yang saya suka dari naik bus adalah saya bisa melihat pemandangan kota, kan gak bisa kalau naik kereta bawah tanah. Perjalanan bus ditempuh selama hampir satu jam dan kebetulan trayek bus yang saya naiki melewati Koreatown (yang tidak sekorea yang saya kira sebelumnya) dan juga Beverly Hills.

Di Santa Monica ada apa memangnya?





Di Santa Monica ini auranya lebih santai dibanding pusat kota LA (hitungannya sudah bukan masuk LA, tapi kota yang berbeda). Saya sengaja kesini untuk nikmatin suasana a la pantai California. Sebenarnya tempat yang paling terkenal di Santa Monica yaitu pier-nya. Tapi saya tidak sempat kesana karena report bawa-bawa koper lagian juga waktu itu sendirian jadi kurang asik dan saya cuma pengen nikmatin suasananya.

Santa Monica pier
Di Santa Monica sampai sunset yang bagusnya keterlaluan. Sambil ngeliatin sunset saya sambil ngobrol2 sama orang Brazil sekalian pamer kalau saya bisa bahasa mereka wkwk


Setelah puas nikmati sunset, saya kembali ke 7th street untuk makan di The Halal Guys lagi (kebetulan kalau mau kembali ke terminal bus, musti ke 7th street dulu). Perjalanan dari Santa Monica ke 7th street saya tempuh dengan tram, di tengah perjalanan saya ada lihat masjid lumayan besar jadi mampir sholat dulu disitu. Setelah sholat, makan di THG, sayapun kembali ke terminal bus untuk melanjutkan petualangan saya ke San Francisco


No hay comentarios.: